Kita diciptakan untuk tujuan Tuhan
Dalam hidup ini, yang pertama, kita tidak tahu kapan hari kematian kita. Yang kedua, kita pasti menghadap takhta pengadilan Tuhan di mana kita harus mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita selama di bumi ini. Yang ketiga, ingat, bahwa kita itu diciptakan hanya untuk Tuhan. Kita ada karena Tuhan yang menghendaki kita ada. Tuhan yang menghendaki keberadaan kita. Jadi mengingat, setiap saat kita bisa meninggal, mengingat bahwa kita harus menghadap takhta pengadilan Allah dan mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita selama di bumi, dan mengingat kita diciptakan oleh Tuhan, hanya untuk Tuhan, maka kita sekarang mesti memperkarakan, mempersoalkan, apa yang ditugaskan Tuhan kepada kita masing-masing.
Tentu masing-masing kita memiliki profesi, pekerjaan dan keadaan yang khusus. Dan di mana pun kita berada, pasti ada tugas Tuhan di situ. Di dalam hal ini kita harus bertanya, “Apa yang harus saya lakukan, Tuhan?” Tentu kita takut, jangan sampai kita punya visi dan pekerjaan bukan dari Tuhan, atau bukan atas perintah dan komando Tuhan, betapa mengerikan! Kalau suatu pekerjaan bukan komando Tuhan, lalu kita menginvestasikan waktu, tenaga, pikiran untuk itu, dan melibatkan banyak orang masuk dalam pekerjaan atau kegiatan itu, betapa mengerikan keadaan kita nanti di hadapan Tuhan.
Maka, sungguh kita harus minta Tuhan memberi tahu, apa yang harus kita lakukan. Jangan sampai kita membuat pekerjaan sendiri atau proyek sendiri. Hati kita harus penuh belas kasihan dulu terhadap sesama. Dan yang utama lebih dari ini, mengasihi Tuhan dulu; mencintai Tuhan, mengasihi Tuhan, mau menyenangkan hati Tuhan, mau menjadi anak kesukaan Tuhan, lalu berbelaskasihan terhadap orang lain. Pasti Tuhan akan menunjukkan proyek-proyek apa yang harus kita kerjakan bagi Tuhan.
Setiap kita harus memperkarakan; di tengah-tengah pekerjaan kita, Tuhan pasti menaruh tugas khusus, yang Tuhan berikan kepada kita; yang tidak diberikan kepada orang lain. Itu tidak bisa dikerjakan orang lain secara benar, karena ini tugas kita. Kecuali kita menolak, Tuhan bisa menggantikan dengan yang lain. Jadi, harus kita pertanyakan kepada Tuhan, “Apa yang harus saya lakukan dengan tubuh, uang, dan waktu saya ini? Apa yang harus saya lakukan?” Kalau kita punya keinginan dari diri sendiri atau kesenangan-kesenangan tertentu, pasti kita akan memanfaatkan apa yang mestinya untuk pekerjaan Tuhan.
Kita harus menggunakan apa yang Tuhan percayakan kepada kita untuk pekerjaan-Nya. Dan kita harus bertanya apa yang harus kita lakukan. Jangan disalahgunakan oleh manusia. Jangan disalahgunakan oleh pendeta atau gereja. Tapi pasti ada pendeta dan gereja yang baik, yang benar-benar menggunakan uang dan fasilitas yang dipercayakan jemaat kepada gereja, digunakan untuk pekerjaan Tuhan. Orang yang serius mau menemukan apa yang menjadi tugas yang Allah percayakan kepada masing-masing individu dan serius melakukannya, itu menjadi keasyikan hidup, keindahan hidup, kesukaan hidup, kesenangan hidup.
Hidup kita berdinamika ilahi ketika kita mengerjakan pekerjaan Allah. Dan kita akan melanjutkan hidup versi seperti ini di kekekalan. Hari ini pastikan kita mulai sungguh-sungguh mempertanyakan kepada Tuhan, “Apa yang harus aku lakukan hari ini, Tuhan?” Untuk proyek Tuhan jangka pendek, Tuhan bisa berbisik, “Temui temanmu yang satu itu, bicarakan mengenai hal ini,” misalnya. Ada proyek-proyek jangka pendek yang kita lakukan untuk waktu-waktu dekat ini. Tapi juga ada proyek-proyek besar jangka panjang yang kita akan lakukan sampai kita menutup mata.
Di antara kita mungkin ada yang berkata, “Saya tidak punya apa-apa.” Kita punya doa. Doakan pelayanan para hamba Tuhan, baik yang di Jakarta, di daerah, pelayanan penginjilan, pembangunan sekolah Alkitab, sekolah umum; yang semua itu sungguh-sungguh diarahkan untuk pembentukan manusia baru di dalam Tuhan; pembentukan manusia batiniah. Ini termasuk proyek besar Tuhan. Berbahagialah kita yang sungguh-sungguh mau mencari dan menemukan tugas khusus yang Tuhan berikan untuk kita tunaikan. Dan kita akan memiliki kerinduan pulang ke surga dan berkata, “Tuhan, telah aku akhiri tugas yang Kau percayakan padaku.”